Jumat, 25 Desember 2015

DHCP Server

Dasar Teori

DHCP (Dynamic Configuration Protocol) adalah layanan yang secara otomatis memberikan nomor IP kepada komputer yang memintanya. Komputer yang memberikan nomor IP disebut sebagai DHCP server, sedangkan komputer yang meminta nomor IP disebut sebagai DHCP Client. Dengan demikian administrator tidak perlu lagi harus memberikan nomor IP secara manual pada saat konfigurasi TCP/IP, tapi cukup dengan memberikan referensi kepada DHCP Server.
Pada saat kedua DHCP client dihidupkan , maka komputer tersebut melakukan request ke DHCP-Server untuk mendapatkan nomor IP. DHCP menjawab dengan memberikan nomor IP yang ada di database DHCP. DHCP Server setelah memberikan nomor IP, maka server meminjamkan (lease) nomor IP yang ada ke DHCP-Client dan mencoret nomor IP tersebut dari daftar pool. Nomor IP diberikan bersama dengan subnet mask dan default gateway. Jika tidak ada lagi nomor IP yang dapat diberikan, maka client tidak dapat menginisialisasi TCP/IP, dengan sendirinya tidak dapat tersambung pada jaringan tersebut.
Setelah periode waktu tertentu, maka pemakaian DHCP Client tersebut dinyatakan selesaidan client tidak memperbaharui permintaan kembali, maka nomor IP tersebut dikembalikan kepada DHCP Server, dan server dapat memberikan nomor IP tersebut kepada Client yang membutuhkan. Lama periode ini dapat ditentukan dalam menit, jam, bulan atau selamanya. Jangka waktu disebut leased period.
         DHCP menggunakan 4 tahapan proses untuk memberikan konfigurasi nomor IP. (Jika Clietn punya NIC Card lebih dari satu dan perlu no IP lebih dari 1 maka proses DHCP dijalankan untuk setiap adaptor secara sendiri-sendiri) :
1.      IP Least Request
Client meminta nomor IP ke server (Broadcast mencari DHCP server).
2.      IP Least Offer
DHCP server (bisa satu atau lebih server jika memang ada 2 atau lebih DHCP server) yang mempunyai no IP memberikan penawaran ke client tersebut.
3.      IP Lease Selection
Client memilih penawaran DHCP Server yng pertama diterima dan kembali melakukan broadcast dengan message menyetujui peminjaman tersebut kepada DHCP Server
4.      IP Lease Acknowledge
DHCP Server yang menang memberikan jawaban atas pesan tersebut berupa konfirmasi no IP dan informasi lain kepada Client dengan sebuah ACKnowledgment. Kemudian client melakukan inisialisasi dengan mengikat (binding) nomor IP tersebut dan client dapat bekerja pada jaringan tersebut. Sedangkan DHCP Server yang lain menarik tawarannya kembali.



Tugas Pendahuluan
1.      Fungsi DHCP Server
-          Memberikan nomor IP secara otomatis kepada komputer yang melakukan request.
-          Memudahkan dalam mengelola jaringan yang memiliki jumlah client yang banyak
-          Mempermudah dalam pemberian IP Address pada komputer client
2.      Kelebihan dan kekurangan penggunaan IP dinamis dibanding dengan IP statis
Keterangan
IP Dinamis
IP Statis
Kelebihan
-   Tidak perlu repot untuk mensetting IP satu persatu
-   Jarang terjadi kesamaan IP dengan computer lain
-   Memudahkan dalam transfer data kepada PC client lain atau PC server
-   Menghemat tenaga dan waktu dalam pemberian IP

-    Lebih cepat transfer data
-    Lebih pasti dalam pembagian traffic
-    Management alamat IP dapat dilakukan dengan lebih mudah
Kekurangan
- Dalam satu jaringan harus memerlukan lebih dari satu router, karena jika tidak akan mempersulit menentukan koneksi
- Pada IP address dynamic penomoran di berikan oleh server DHCP secara otomatis dan jika server mati maka semua client akan disconnect dan tidak terhubung
-    Sering terjadi IP konflik (kesamaan)
-    Harus mensetting IP Address satu per satu.
-    Penerapan penggunaan Ip address statis terbatas pada beberapa computer saja dan biasanya hanya di terapkan pada jaringan LAN saja

3.      Informasi yang bias diberikan DHCP Server selain IP Address
              Informasi yang diberikan DHCP Server selain IP Address yaitu Default gateway dan DNS. Selain itu juga ada beberapa informasi lain, sbb :
o   DHCP Scope adalah informasi mengenai alamat – alamat IP yang dapat disewakan kepada DHCP client. Biasanya, alamat IP disewakan dalam jangka waktu tertentu, yang disebut sebgai DHCP Lease, yang umumnya bernilai 3 hari. Informasi mengenai DHCP Scope dan alamat IP yang telah disewakan kemudian disimpan didalam basis data DHCP server. Nilai alamat – alamat IP yang dapat disewakan harus diambil dari DHCP Pool yang tersedia yang dialokasikan dalam jaringan.
o   DHCP Lease adalah informasi mengenai batas waktu penyewaan alamat IP yang diberikan kepada DHCP client oleh DHCP server. Umumnya, hal ini dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa oleh seorang administrator dengan menggunakan beberapa peralatasn konfigurasi (dalam windows NT Server dapat menggunakan DHC Manager atau Windows 200 ke atas dapan menggunakan Microsoft Management Console [MMC]). DHCP Lease juga sering disebut reservation.
o   DHCP Options adalah informasi mengenai tambahan pengaturan alamat IP yang diberikan oleh DHCP ke DHCP client. Ketika sebuah client meminta alamat IP ke server, server akan memberikan paling tidak sebuah alamat IP dan alamat subnet jaringan. DHCP server juga dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa agar memberikan tambahan informasi kepada klien, yang tentunya dapat dilakukan oleh seorang administrator. DHCP Options ini dapat diaplikasikan kepada semua klien, DHCP Scope tertentu, atau kepada sebuah host tertentu dalam jaringan.
4.      Pada REdhat Linux, file apa yang digunakan untuk :
a.      Konfigurasi DHCP Server
•    File dhcpd.conf yang ada pada direktori /etc/dhcp
•    File isc-dhcp-server yang terdapat pada direktori /etc.default
•    Untuk konfigurasi DHCP Server adalah
/usr/share/doc/dhcp-3.Opl1.dhcpd.conf.sample
b.      Menyimpan history pemakaian IP oleh Client
File untuk menyimpan history pemakain IP oleh client adlah /var/lib/dhcp/dhcp.leases
Hasil Percobaan dan Analisa Hasil Percobaan
-          Installasi DHCP Server
1.      Login ke system linux sebagai root
2.      Catat nomor IP Address dan nama host dari PC dan computer client

3.      Pastikan bahwa computer server terhubung dengan computer client
4.      Untuk dapat menjalankan service DHCP diperlukan paket program DHCP

5.      Konfigurasi file /etc/dhcp3/dhcpd.conf. kemudian buat subnet sesuai dengan NetworkID jaringan kita

6.      Lakukan restarting pada server DHCP

-          Proses Konfigurasi Client
Untuk konfigurasi pada computer client, terdapat dua cara, yaitu lewat windows dan linux. Berikut ini adalah cara melalui linux.
o   Pada linux, dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
a.      Jalankan command dhclient, pastikan bahwa dhclient telah terinstall
b.      Edit file /etc/network/interfaces, apabila interface device jaringan adalah eth0 kemudian isi sebagai berikut :

c.       Kemudian restart network /etc/init.d/networking restart

d.      Pada dhcp server untuk melihat hasil client yang terkoneksi dengan dhcp server, bisa kita lihat dari file /var/lib/dhcp3/dhcpd.leases
§  IP Address sebelum melakukan dhcp

§  Melakukan request dhcp pada computer server

§  IP computer client telah berhasil berubah sesuai pemberian server

Daftar Pertanyaan
-          Kesimpulan

Dengan menggunakan DHCP Server, seorang administrator tidak lagi direpotkan untuk menentukan IP Address untuk masing – masing PC client. Karena selama terhubung dengan server (yang mempunyai layanan DHCP) maka alamat IP diberika secara otomatis kepada PC client. Beranjak dari hal tersebut, ada satu kekurangan yang dimiliki DHCP Server yaitu apabila server mati maka semua komputer akan terputus dan tidak bisa saling terhubung.
by : Muhammad Robihul Mufid 2110131003
       Johan Zakaria                       2110131005
       Silvia Rulia Candra              2110131021
Lecturer : Fery Astika Saputra, S.T

Tidak ada komentar:

Posting Komentar